Bermacam olahraga menjadi opsi kita untuk mempertahankan kesehatan dan kesehatan setiap hari. Beberapa orang memutuskan untuk lakukan olahraga secara sendiri, sebagian orang lain memutuskan untuk lakukan olahraga dengan bergerombol.

Masing-masing tipe olahraga mempunyai faedah Slot resmi gacor dan resikonya masing-masing. Hal ini muncul di olahraga seperti futsal yang rupanya lebih beresiko dibandingkan sepak bola.

Ahli pemulihan medik dari Perhimpunan Dokter Specialist Pemulihan Medik Indonesia dr Arief Soemarjono, Sp.KFR, FACSM menjelaskan resiko luka waktu bermain futsal semakin lebih besar daripada sepak bola ingat ukuran lapangan yang semakin lebih kecil.

“Futsal lapangan kecil Slot resmi indonesia resiko lukanya semakin lebih besar. Refleks pergerakannya harus bisa lebih cepat, mengganti tempatnya bisa lebih cepat automatis resiko lukanya besar,” jelasnya beberapa lalu.

Ligamen atau jaringan pengikat sobek menjadi satu diantara contoh kasus yang dulu pernah ia jumpai di klinik tempatnya praktik, di teritori Bandung, Jawa Barat. Kasus ini dirasakan anak umur sekolah dasar (SD).

Walaupun demikian, untuk kurangi resiko luka, seorang yang hendak lakukan olahraga biasanya dianjurkan lakukan penyiapan seperti pemanasan, supaya badan siap.

Selanjutnya, bicara selanjutnya tentang opsi olahraga, Arief merekomendasikan beberapa orang sesuaikan dengan kekuatan badan. Mereka yang berumur di atas 50 tahun, misalkan seharusnya tidak pilih futsal, bulu tangkis untuk menghambat luka.

“Misalkan umur telah 50 tahun ke atas, olahraganya masih bermain badminton, futsal, tentu bisa terjadi luka karena secara pertambahan umur peranan badan turun,” papar Ketua Komite Klinis Klinik Flex Free tersebut.